welcome

Rabu, 06 Mei 2009

senyum yang?

Serasa tersindir mungkin walaupun sebenarnya aku tidak mengetahui ini. Membaca cerpen berjudul “Senyum Award” pada sebuah majalah Islam ANNIDA karangan penulis dari FLP Jaziemah Al Muhyi atau siapalah. Apalah arti senyum kalau dibawa dengan tidak adanya kejujuran yang sebenarnya dapat dibilang “Munafik”.

Aku tak tahu kapan terakhir kali aku tersenyum. mungkin sedetik yang lalu ketika disapa sahabat atau senyum karena mermikirkan hal-hal yang lucu. senyum itu ibadah, sudah ribuan bahkan jutaan orang mengatakan hal ini. Aku ingin sekeras batu hingga aku tak pernah lagi menangisi hal-hal kecil yang hilang dariku/Apa? kehilangan?/ Kita tak pernah di jadikan hidup di dunia ini untk memiliki sesuatu. Jika kalian tahu apa arti hakiki senyum bagi-ku. Pastilah akan heran kenapa cara pemikiranku sedemikian ini. Apa karena sebuah goresan luka pada hati? Berbicara lagi tentang hati aku tak pernah menyadari kapan terakhir kali aku merasa sakit, aku ingin semua sakit itu menjadikan diriku lebih cinta kepada-Nya.

Sebuah senyum mungkin akan terasa lebih indah jika diiringi denag kemantapan hati dan sebungkus doa yang tulus. Mungkin setelah ini aku akan berjanji pada Tuhan kalau aku akn melakukan apa yang terbaik dengan senyum yang mempunyai arti tersendiri bagiku atau paling tidak kau akan berjanji pada para Sahabat atau diriku sendiri.

Sebuah doa akan kukirimkan kepada semua sahabat, guru-guruku yang baik, dan ayah-ibuku, juga diriku sendiri dan aku akan memnta kepada Tuhan agar mereka semua dapat tersenyum. Lalu Tuhan pun akan tersenyum mengetahui hamba-hamba-Nya dapat tersenyum penuh ketulusan. Tapi apakah aku tak pernah mengharapkan senyum dari-Nya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tulis komentar anda