welcome

Rabu, 13 Mei 2009

Islam Mentauhidkan Allah PDF Print E-mail
Written by abdullah
Tuesday, 25 November 2008 15:43

Salah satu sifat paling vital yang terdapat di dalam agama Islam adalah tauhid. Membuang segala macam bentuk penghambaan dan ibadah kepada selain Allah swt. Menjadikan Allah sebagai satu-satunya alasan dan tujuan dari segala bentuk aktivitas kehidupan dan juga ibadah. Menjadikan Allah swt sebagai zat tunggal untuk menghamba dan meminta.

“Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al An’am [6]:162)


Islam adalah agama tauhid yang murni dan sebagai semurni-murninya agama tauhid. Islam adalah satu-satunya agama yang mengesakan Allah swt. Agama Islam menolak segala bentuk syirik kepada Allah swt. Islam sama sekali tidak mengakui adanya perantara antara Allah dengan hambanya, kecuali Nabi dan Rasul. Nabi dan Rasul adalah perantara antara Allah dan hamba-Nya. Karena, merekalah yang menyampaikan Ar-Risalah, perintah dan larangan, sifat-sifat Allah, hal-hal yang sesuai dengan-Nya maupun yang yang tidak sesuai. Dan mereka pulalah yang menunjukkan umat manusia kepada jalan yang lurus sesuai dengan perintah Allah swt untuk menyampaikan.

Namun demikian, agama Islam tetap tidak membenarkan jika kemudian ada hamba atau golongan tertentu yang menuhankan para Nabi maupun Rasul tersebut. Karena, pada dasarnya merekapun adalah hamba Allah swt juga, yang wajib beribadah kepada Allah swt seperti halnya manusia.
Sebagai ajaran tauhid, Islam tidak mengenal tingkatan atau kelas-kelas tertentu seperti tingkat “kependetaan” atau “kerahiban”. Adapun tingkatan yang terdapat di dalam agama Islam hanyalah tingkatan takwanya kepada Allah swt. Bagaimana seorang muslim hanya meng-esa-kan Allah swt dalam aspek ibadah dan seluruh aspek kehidupan yang lainnya. Bagaimana seorang muslim menolak dan mengingkari segala bentuk syirik atau tindakan penyekutuan terhadap Allah swt. Bagaimana kezuhudan seorang muslim dalam memandang duniawi dan bagaimana kecintaanya terhadap hal-hal ukhrowi. Hanya tingkat ketakwaanlah yang dikenal di dalam Islam. Semakin tinggi ketakwaan seseorang kepada Allah swt, maka semakin tinggi pulalah derajatnya di sisi Allah swt. Sebaliknya, semakin rendah ketakwaan seseorang kepada Allah swt, maka semakin rendalah derajatnya di sisi Allah swt. Dan dalam hal ketakwaan ini, hanya Allah swt-lah yang berhak dan dapat menilainya dengan sebaik-baik penilaian.

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),” (QS. Al Hajj [22]:34)

Sebagaimana telah disebutkan bahwa Islam adalah agama tauhid, maka seyogyanya seorang muslim adalah senantiasa menjaga kemurnian tauhidnya kepada Allah swt. Realisasi pemurnian tauhid kepada Allah swt adalah dalam bentuk takwa dan tawakal hanya kepada Allah swt. Hanya perintah Allah Yang Maha Esa sajalah yang wajib untuk dilakukan, dan hanya larangan Allah swt sajalah yang wajib untuk ditinggalkan. Seseorang yang telah benar-benar memurnikan tauhidnya kepada Allah swt, maka ia akan mematuhi segala bentuk syariat agama Islam, tanpa pilah-pilih. Karena, hanya agama Islam-lah yang memuat segala bentuk hukum Allah yang berupa perintah, larangan, anjuran, dan sebagainya.

Sesuai dengan maknanya, bahwa tauhid kepada Allah adalah meng-esa-kan Allah dalam segala bentuk ibadah , maka agama Islam melarang umatnya untuk mendekati maupun melakukan perbuatan syirik atau menyekutukan Allah swt. Seseorang yang berbuat syirik kepada Allah, berarti ia telah mencemari tauhidnya. Seseorang yang berbuat syirik kepada Alalh, berarti ia telah merusak tauhid yang terdapat di dalam hatinya, karena ia telah keluar dari pagar tauhid itu sendiri, yaitu meng-esa-kan Allah swt semata. Di dalam agama Islam, syirik atau menyekutukan Allah swt adalah salah satu dosa terbesar yang tidak dapat diampuni oleh Allah swt, kecuali dengan taubatannashuha, yaitu sebenar-benar taubat.

“Barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah kufur atau syirik.” (HR. Imam At-Tirmidzi ).

Islam tidak mengenal kompromi dalam perkara tauhid kepada Allah, karena tauhid adalah perkara yang sangat vital dalam ajaran dan pandangan Islam. Oleh karena itu, Islam sangat teliti mengenai masalah tauhid ini. Hadits di atas menunjukkan bahwa betapa agama Islam sangat tegas dalam pelaksanaan tauhid kepada Allah. Jangankan untuk melakukan perbuatan syirik berupan menyekutukan Allah swt dengan makhluk atau benda lain, untuk bersumpah dengan menggunakan nama selain Allah saja sudah dilarang. Dengan bersumpah atas nama selain Allah saja sudah membuat seseorang masuk dalam kategori musyrik atau kafir. Disinilah pentingnya menanamkam sikap senantiasa berhati-hati dan menjaga lisan.
Islam adalah agama tauhid, maka tidaklah layak bagi seseorang yang mengaku beragama Islam kemudian melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak ketauhidannya. Sebaliknya, ia harus yakin, berjihad fiisabilillah, berlepas diri dari segala hal yang dapat merusak tauhidnya, dan tetap istiqomah di jalan Islam yang diridhoi oleh Allah swt.

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az Zumar [39]:22)

Bila diibaratkan, islam itu laksana tubuh bagi umat muslim, sedangkan tauhid adalah ruhnya. Tubuh tersebut akan mati jika tidak disertai dengan ruh. Begitu pula dengan islam, islam tidak akan hidup atau akan mati jika di dalamnya tidak ada tauhid kepada Allah. Islam dan tauhid adalah sepasang perkara yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yang mutlak sudah tidak dapat dipisah-pisahkan lagi. Maka barang siapa mengaku beragama islam, hendaknya ia senantiasa menjaga tauhidnya.

Allah swt telah menurunkan berbagai ilmu dan petunjuk-Nya kepada umat manusia melalui agama islam. Melalui ajaran Islam yang di bawa oleh Rasulullah saw inilah, maka jalan kejahiliyahan dapat terhapus dan berganti menjadi jalan yang penuh dengan cahaya yang terang benderang, yaitu jalan Islam. Islam memperkenalkan hamba kepada Allah swt sebagai Rabb Yang Maha Tunggal, Islam mengajarkan kepada manusia untuk bekerja dan mencari rizki yang halal, Islam menunjukkan kepada manusia jalan-jalan menuju surga dan neraka, dan lain-lain. Begitu luar biasa peranan Islam bagi kehidupan manusia (bahkan seluruh semesta) di dunia dan di akhirat. Maka dari itu, sudah selayaknyalah bagi kita untuk senantiasa menjaga islam sebagai agama yang memurnikan tauhid dengan sebaik-baiknya.

“Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".” (QS. Al Ikhlas [112]: 1-4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tulis komentar anda