welcome

Kamis, 14 Mei 2009

Habis Gelap Terbitlah Terang

Habis Gelap Terbitlah Terang

Mungkin sudah terlambat untuk membahas bukunya R.A Kartini ini karena bahasan ini out of frame dari theme of the month kali ini. Tapi sebenarnya tidak menjadi masalah, toh ternyata kalau kita berani menatap hidup lebih jauh lagi tema ini tak usang dimakan waktu, tidak lenggang dimakan usia, karena ternyata kehidupan ini menuntut kita untuk selalu bilang. “ Habis Gelap Terbitlah Terang”. Tidak percaya? Silahkan direnungkan lagi.


Back to our topic, mungkin ini bisa dijadikan sebuah kontemplasi dari semua perjalanan kehidupan kita. Siapa segh yang tidak menginginkan adanya cahaya dari gelapnya kehidupan. Tentu saja itu sebuah pertanyaan retoris yang ga perlu kita jawab, karena kita udah tahu apa jawabannya. Mungkin pelawak boleh saja bilang, “ Ya iya lah masak ya iya dong..”. Habis gelap terbitlah terang, sebuah simbol dari sebuah peradapan, dan memang begitulah hakikat perjuangan. RA Kartini tergolong wanita genius merangkai sebuah bahasa indah syiar dakwah menjadi sebuah bahasa yang kerap melekat dalam pikiran kita, saya menyorotinya dari judul bukunya bukan pemikirannya. Bingung ya? Kita breakdown lagi yuuk.


Saya teringat dengan sebuah pesan dari bapak pembelajar dan pendidik yang terbaik yang pernah ada di dunia, hingga Alloh SWT menukilkan namanya dalam firman-Nya yang Agung, tak lain dan tak bukan adalah Ayahanda Lukmanul Hakim. Beliau berpesan kepada putranya, “ Wahai putraku, pilihlah teman dudukmu. Jika duduk majelis itu berdzikir kepada Alloh, maka duduklah bersama mereka. Karena jika kamu seorang yang berilmu, ilmumu akan bermanfaat. Jika kamu bodoh mereka akan mengajarimu. Jika Alloh berkenan menurunkan rahmat, kamu akan terbagi bersama mereka. Wahai anakku jangan duduk di majelis yang tidak ada dzikir kepada Alloh. Karena jika kamu orang yang berilmu, ilmu mu tidak akan bermanfaat. Jika kamu bodoh mereka hanya akan menambah kebodohanmu. Jika Alloh menurunkan murka-Nya, kamu akan ikut tertimpa murka itu bersama mereka.


Yupz, nasehat yang keren dari orang yang keren pula. Kolaborasi pemikiran RA Kartini dengan Lukmanul Hakim, hakikat “ Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah adanya cahaya terangnya ilmu dalam setiap langkah kehidupan kita, entah ilmu apapun, tapi yang lebih penting adalah ilmu agama, karena ilmu ini adalah pondasinya, Karena ia adalah cahaya diatas semua cahaya kehidupan, kesejukan diatas semua kesejukan dunia. Dan ternyata hakikat DAKWAH pun seperti itu, habis gelap terbitlah terang juga, sesuai dengan firman-Nya,kita disuruh berdakwah (menyeru kepada kebaikan) dari kondisi umat yang gelap ke kondisi umat yang terang, alias kehidupan itu harus berjuang.


“ Sehingga tidak ada lagi fitnah dan agama seluruhnya milik Alloh.” ( Qs: Al-Anfal:39),
“ Dan Alloh enggan kecuali agar cahaya-Nya menjadi sempurna.” ( QS At-Taubah:32).


Nah, tahu kan klo hakikat kita hidup sebenarnya, “ Habis Gelap Terbitlah Terang”. Tetap optimis ditengah keterpurukan dan kelemahan kita, selalu ber-positif thingking tentang apapun saat suatu hari nanti semua urusan terlihat amat buruk, karena hal itu pertanda akan datangnya hari lain yang dekat waktunya, yang semuanya dipenuhi oleh kegembiraan dan keceriaan. Sama hal-nya dengan kondisi negara kita sekarang yang sudah carut marut, yang sepertinya sudah tidak ada lagi harapan untuk hidup, namun kita tidak boleh berhenti berharap untuk menjadi sebuah negara yang besar dengan orang yang berpikir dan bercita-cita besar serta ber-action besar. Orang itu adalah kita sebagai pemuda. Terus berkarya, lakukan terbaik untuk segala hal yang positif. Dan slogan, “ Habis Gelap Terbitlah Terang” bukan hanya simbol peradaban tetapi charge baru yang mengisi setiap sumber energi tulang dan relung hati yang terdalam untuk selalu berkarya yang lebih berguna dan lebih bermanfaat untuk ummat. Jangan terlena dengan urusan pribadi, yang kelihatannya besar dan berat padahal sebenarnya begitu kecil dibandingkan usaha untuk memperbaiki moral negara yang sudah carut marut ini. Merasa tertantang? Mari berkarya kita buktikan kita bisa, karena harapan itu masihlah tetap ada!. Harapan menjadi Indonesia yang lebih baik dengan akhlaq manusianya yang baik pula.


Pahlawan yang kita harapkan bukanlah orang yang mengharap-harapkan dikubur di Taman Makam Pahlawan, tetapi tidak pernah melakukan tindakan-tindakan kepahlawanan selama hidupnya. Pahlawan yang kita harapkan bukanlah orang yang bekerja jika public mengetahuinya dan karenanya selalu memaksa sejarahwan untuk menuliskan namanya dalam catatan sejarah bangsa. Pahlawan yang kita harapkan adalah orang-orang yang biasa seperti kita tetapi yang melakukan kerja-kerja yang luar biasa dalam diam ketika semua orang bicara.


Hanya ketika kita semua memiliki nilai-nilai dan semangat kepahlawanan seperti itu kita berhak untuk berharap bahwa esok akan lebih baik dari pada hari ini. Hanya dengan itu saja kita berhak berharap bahwa kita dapat menciptakan perubahan-perubahan besar. Sebab ketika kita berubah maka situasi kita jug aakan ikut berubah. ( QS Al –Rad’u :11). Bangsa yang besar ini harus tegak kembali dan dipimpin oleh orang-orang yang sholeh yang mempunyai energi spiritual yang besar, nilai-nilai dan semangat kepahlawan yang dahsyat. Andalah yang akan memulai kemenangan ini, Mau??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tulis komentar anda