welcome

Kamis, 14 Mei 2009

Andai Amanah Sepotong Coklat July 14th, 2006 by ImmeL Amanah sebuah kata yang teramat berat untuk ditulis, mungkin lagi berharu-biru perasaan dalam d

Andai Amanah Sepotong Coklat


Amanah sebuah kata yang teramat berat untuk ditulis, mungkin lagi berharu-biru perasaan dalam diri. Amanah, sebuah kata yang dengannya kita bisa menjadi hina dan dengannya juga kita bisa menjadi mulia. Sebuah petualangan yang membawa dan menunjukkan siapa sebenarnya diri kita, karena siapapun dirimu itulah identitasmu. Dalam blognya zam admin SIC yang ia katakan benar, seorang yang berkecimpung di dunia relawan gempa siapa yang ikhlas, siapa, yang pengen benar-benar mewujudkan idealisme sosialnya, siapa yang pengen cari jodoh, semua akan terlihat dari akhir perjuangan, dan bhryoritme gerak yang ia jalani. Saya menganalogikan relawan gempa ini juga sebuah amanah.

Amanah, sekali lagi saudara-saudara ini tentang sebuah amanah. Sehari, seminggu, sebulan, setahun, dua tahun, bahkan bertahun-tahun. Setiap detik dalam diri adalah amanah. Masih ingat dalam surat At –Tahrim : 6 ” Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka.. ” . Dan paling urgen dalam hidup ini adalah surat Adz-dzariyat :56 . ” Dan kami tidak menciptakan manusia selain untuk beribadah”.

Yuppi, itu adalah sebuah amanah hidup. Amanah hidup yang mungkin dilupakan oleh semua orang. Terkadang, esensi hidup adalah beribadah sering terkikis aroma sejuk pegasus pagi hari tertiup angan dan mimpi akan kehidupan dunia yang tiada abadi.

Tentang sebuah amanah, yang karenanya kita merasa berarti bagi orang lain. Laksana dakwah Rosulloh dengan sedikit pasukan Alloh, tetapi dengan sedikitnya pasukan Alloh itu mampu menjadi motor bagi perkembangan dakwah beliau kedepan. Ini juga sebuah amanah teman, amanah dakwah yang ada di setiap pundak muslim.

Jika engkau cinta, maka dakwah adalah kenikmatan dalam mengarunginya tak ada rasa penyesalan atau kekecewaan bahkan kegelisahan. Jika engkau cinta, dakwah adalah pengorbanan, pengorbanan usia, waktu, pikiran, dan tenaga. Tidak cuma sebait kata melukiskan betapa berat tanggungan dakwah di pundak kita.

Terinspirasi dari sebuah judul buku andaikan buku sepotong pizza, padahal saya sendiri tidak suka pizza [ maklum orang desa ], saya gubah menjadi andaikan amanah sepotong coklat, kenikmatan yang super dupper lezat, enak, dan bergizi. Tapi sayang, kebanyakan manusia menjadikan amanah adalah sebuah beban, ada yang mempunyai sudut pandang lain?. Dulu, saya beranggapan seperti itu, mungkin akan ada anggapan seperti itu lagi dilain hati, tapi yang jelas pada saat saya menulis tulisan ini, saya tidak berpikir amanah adalah sebuah beban.

Mengintropeksi diri ketika ada di lembaga, jadi tulisan ini tidak lebih dari sedikit curhat. Saya merasa tidak nyaman, ketika teman sekelas mengatai saya anak mushola. Wah panas kalau dekat dengan saya, karena saya dinilai sebagai orang yang alim, ga banyak dosa, ga layak dijadikan tempat curhat, ga enak klo diajak nongkrong bareng, ga mau diajak pergi piknik hura-hura bareng, ga enak kalo diajak main ke pantai bareng, dsb. Membuat saya merasa tersisih dari komunitas ini.

Sebenarnya apa salah saya, jika saya memilih jalan seperti ini, ga ada salahnya bukan?. Walaupun rumor yang beredar anak mushola eksklusif, jangan dekat-dekat orang yang eksklusif, maunya hanya bergaul dengan yang ” setipe” saja. Waduh.. kalau seperti ini kondisinya, kapan dakwah ini bisa menyentuh mereka. Saya tegaskan memang saya anak mushola, tapi saya ga eksklusif kok, kalian bisa bergaul denganku, asal itu sesuai koridor syar’i. Memang petualangan amanah lembaga dakwah berbeda dengan yang lain. Sikap dihindari teman, sikap merasa sendiri, sikap takut dijauhi orang lain, adalah normal adanya jika itu muncul dari dalam seseorang yang ingin melibatkan diri dalam barisan dakwah ini. Aktivis dakwah katanya.

Teringat lagi seorang jundiNya yang berkata, seorang muslim hendaknya menampakkan identitas kemuslimannya, kenapa harus takut di cap ekslusif, kenapa harus takut menjadi jilbaber, kenapa harus takut kalau dicaci ga gaul, kenapa harus malu julukanmu jenggoters, kenapa harus malu ketika nyongklangnya celanamu dipandang suatu keanehan, kenapa harus takut dicaci takut jatuh cinta ketika sedang menundukkan pandangan dengan lain jenis, kenapa harus enggan meninggalkan perbuatan yang sia-sia, kenapa harus malu menjadi orang ” aneh ”. Sedang ummat yang disukai oleh Alloh adalah Al Ghuraba ( orang yang terasing ). Harusnya kamu bangga….!!

Tips menjadi aktivis dakwah, katanya lagi.
1. Sabar
2. Tidak mudah mengeluh
3. berkepribadian islam dan berkepribadian da’i ( Saksiyah Islamiyah dan saksiyah da’iyah )
4. Bergerak dan menggerakkan
5. Move faster. think faster dan Briorhytime
6. Cerdas
7. Paham problematika ummat ( Al fahmu ’alal qodhoyatul ummah )
8. Paham manhaj dakwah
9. Selalu mengejar muwashoffat.
10. Bersungguh-sungguh.
11. Istiqomah

Setahun, dua tahun, tiga tahun berjalan bersama dalam barisan ini diiringi suka duka, onak duri, tetapi banyak sukanya. Dan sekarang pada saya menulis ini, merasa amanah bukan beban lagi tetapi kenikmatan, kenikmatan yang hampir hilang. Disini kudapati orang-orang hebat yang bisa menyalurkan semangat dan aura dakwah yang hebat, sehingga berada diantara orang-orang ini menguatkan dikala lemah, memberantas tuntas segala ketakutan ketika melangkah, memberi keteduhan hati ketika sedang hati sedang kacau, memberi senyuman ketika penatnya matahari menyinari langkah, memberi tatapan sejuk ketika kurebahkan punggungku padanya, menerangi ketika jalan ini masih terasa gelap, memberi ketenangan ketika kusedang galau, mengais napas bersama, menyokong dan terus saling menyokong. Laksana Rosululloh dan Aisyah beserta sahabat lain yang sedang membawa bendera dakwah ketengah gurun pasir arab, yang sedang membutuhkan sebotol air ditengah terik kehausan. Subhanalloh butuh perjuangan yang berat, kompak dan penurunan kebijakan yang strategis.

Setelah tahu seperti ini, baru tahu kalau perpisahan itu sangat menyedihkan, kenikmatan yang selama ini dirasakan akan musnah begitu saja, jalan yang kita tempuh sudah berbeda. Dan tertinggal adalah penyesalan, kenapa amanah adalah sepotong coklat, baru kusadari hari ini, dan akhir-akhir ini. Puji syukur kepada Robb yang masih mengijinkan saya berada diantara mereka, kenikmatan yang mungkin tidak bisa dirasakan orang lain, hanya diriku sendiri. Bersyukur banyak teman yang membina saya menjadi lebih baik dari yang dahulu, insya Alloh.

Robb pada hari ini ingin kuukur kesyukuranku padamu dengan bukti penghambaanku kepadamu, bukan hari ini saja tapi dilain hari pun kuharap Engkau akan selalu menjagaku dikala aku lemah, dikala aku susah, dikala aku tiada lagi teman untuk mengadu. Terimakasih alhamdulillah.. Engkau mengijinkanku berjalan bersama mereka, walau baru kini kubaru bisa menyedari kenikmatan coklat dari sebuah amanah.

Untuk semua pasukan Alloh yang selama ini membuatku selalu kuat menghadapi berbagai aral, kegelisahan karena keterbenturan dengan duniawi, kegalauan akan semua hal, terima kasih episode terindahnya ya… . Semoga ukhuwah ini selalu dikuatkan olehnya dalam bingkai nan indah, dan bersanding selalu di surgaNya kelak. Saya akan selalu menunggumu dan engkau kan selalu menungguku indahnya… Amien..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tulis komentar anda