welcome

Rabu, 10 Desember 2008

Mengendalikan Marah

Marah termasuk sifat yang tercela. Siapa yang suka marah ia terjangkit sifat tercela. Marah bagian dari fitrah manusia. Marah di sebabkan karena keinginannya yang di halang-halangi atau keinginannya tertambat. Marah juga muncul jika harga dirinya di hinakan. Demikian juga, marah juga data di sebabkan pendapatnya atau nasehatnya tidak di dengar dan di perhatikan. Marah boleh-boleh saja, tetapi tercela jika marah itu kelewat batas. Marah yang berlebih-lebihan mendorong orang untuk berbuat durhaka. Allah tidak suka pada pemarah. Sering marah banyak menimbulkan kekecewaan. Sering marah adalah sifat dan perbuatan setan. Karena itu, dalam salah satu hadits Rasululah pernah di Tanya: “Ya Rasulullah saw, amal apa yang paling utama?” Maka beliau menjawab: “Jangan marah!” Jawaban itu beliau ulangi sampai tiga kali.

Di antara ciri orang yang mulia dan kepribadian yang luhur adalah tidak mudah marah. Jika keinginannya tidak terpenuhi ia tidak marah dan mengembalikan urusannya kepada Allah dengan husnudzan kepada-Nya. Saat di fitnah atau dibicarakan kejelekannya ia tidak marah, karena ia menyadari bahwa dirinya memang penuh kekuragan dan menjadikan pembicaraan orang sebagai nasehat dirinya untuk melakukan perbaikan diri. Santuh dan terbuka terhadap nasehat orang, dapat menghindarkan diri dari sifat pemarah. Pemarah akan di sulut oleh sifat angkuh dan takabur. Rasulullah saw telah memberi teladan kepada kita agar tidak mudah marah. Beliau begitu lemah lembut terhadap siapa pun, baik sahabat atau keluarganya. Rasulullah bukan seorang pemarah, karena itu beliau di cintai oleh para sahabat, keluarga, dan semua umat beliau. Keluhuran dan kehalusan budi Rasulullah menunjukkan betapa mulianya akhlak beliau. Beliau adalah orang lemah lembut, kasih sayang, tawadhu’ dan mengahrgai siapa pun yang ada di hadapan beliau. Hubungan beliau dengan sahabat dan keluarganya di jalin atas dasar keimanan dan kasih sayang. Beliau selalu menyelesaikan berbagai masalah dengan cara baik-baik dan kepala dingin. Kemashlahatan menjadi tujuan beliau dalam menyelesaikan masalah. Beliau medahulukan kearifan dari pada kemarahan dan emosi.

Orang yang sedang marah, sesungguhnya ia bukan dirinya yang sebenarnya, tetapi ia telah menjadi sosok lain yang telah dikendalikan oleh setan. Hingga, tidak sedikit orang yang marah melampiaskan kemarahannya dengan perbuatan jelek. Pemarah tidak akan disukai banyak orang. Meraka akan menjauhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tulis komentar anda