welcome

Rabu, 10 Desember 2008

Menjadi Wanita Sholehah

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah s.w.t.

Mereka hanya perlu

memenuhi 2 syarat saja yaitu:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami

Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut:

1. Taat kepada Allah dan RasulNya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t. ?
- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga

2. Taat kepada suami
- Memelihara kewajipan terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
- Tidak cemberut di hadapan suami.
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah tangga


FAKTOR YANG MERENDAHKAN MARTABAT WANITA
---------------------------------------

Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam. Bukanlah faktor luar atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita.

Faktor-faktor tersebut ialah:

1) Lupa mengingat Allah

Kerana terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak, maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syetan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya.

Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-Jathiah, ayat 23: artinya:

" Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya."

Sabda Rasulullah s.a.w.: artinya:
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan." (Riwayat Tarmizi)

Mengingati Allah s.w.t. bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.

2) Mudah tertipu dengan keindahan dunia

Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syetan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda.
Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah s.w.t. hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit.

Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-An'am: artinya:

" Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah kamu berfikir."

3) Mudah terpedaya dengan syahwat
4) Lemah iman
5) Bersikap suka menunjuk-nunjuk.

Ad-dunya mata' , khoirul mata' al mar'atus sholich
Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah Wanita sholihah.

Mengendalikan Marah

Marah termasuk sifat yang tercela. Siapa yang suka marah ia terjangkit sifat tercela. Marah bagian dari fitrah manusia. Marah di sebabkan karena keinginannya yang di halang-halangi atau keinginannya tertambat. Marah juga muncul jika harga dirinya di hinakan. Demikian juga, marah juga data di sebabkan pendapatnya atau nasehatnya tidak di dengar dan di perhatikan. Marah boleh-boleh saja, tetapi tercela jika marah itu kelewat batas. Marah yang berlebih-lebihan mendorong orang untuk berbuat durhaka. Allah tidak suka pada pemarah. Sering marah banyak menimbulkan kekecewaan. Sering marah adalah sifat dan perbuatan setan. Karena itu, dalam salah satu hadits Rasululah pernah di Tanya: “Ya Rasulullah saw, amal apa yang paling utama?” Maka beliau menjawab: “Jangan marah!” Jawaban itu beliau ulangi sampai tiga kali.

Di antara ciri orang yang mulia dan kepribadian yang luhur adalah tidak mudah marah. Jika keinginannya tidak terpenuhi ia tidak marah dan mengembalikan urusannya kepada Allah dengan husnudzan kepada-Nya. Saat di fitnah atau dibicarakan kejelekannya ia tidak marah, karena ia menyadari bahwa dirinya memang penuh kekuragan dan menjadikan pembicaraan orang sebagai nasehat dirinya untuk melakukan perbaikan diri. Santuh dan terbuka terhadap nasehat orang, dapat menghindarkan diri dari sifat pemarah. Pemarah akan di sulut oleh sifat angkuh dan takabur. Rasulullah saw telah memberi teladan kepada kita agar tidak mudah marah. Beliau begitu lemah lembut terhadap siapa pun, baik sahabat atau keluarganya. Rasulullah bukan seorang pemarah, karena itu beliau di cintai oleh para sahabat, keluarga, dan semua umat beliau. Keluhuran dan kehalusan budi Rasulullah menunjukkan betapa mulianya akhlak beliau. Beliau adalah orang lemah lembut, kasih sayang, tawadhu’ dan mengahrgai siapa pun yang ada di hadapan beliau. Hubungan beliau dengan sahabat dan keluarganya di jalin atas dasar keimanan dan kasih sayang. Beliau selalu menyelesaikan berbagai masalah dengan cara baik-baik dan kepala dingin. Kemashlahatan menjadi tujuan beliau dalam menyelesaikan masalah. Beliau medahulukan kearifan dari pada kemarahan dan emosi.

Orang yang sedang marah, sesungguhnya ia bukan dirinya yang sebenarnya, tetapi ia telah menjadi sosok lain yang telah dikendalikan oleh setan. Hingga, tidak sedikit orang yang marah melampiaskan kemarahannya dengan perbuatan jelek. Pemarah tidak akan disukai banyak orang. Meraka akan menjauhi

Biarkanlah air terus mengalir

Hidup itu selalu berubah-ubah mengikuti perubahan waktu dan zaman. Biarkan diri kita mengikuti perubahan dengan tetap menjadi jati diri kita sendiri. Jangan kita terlalu dan berlebihan dalam menyikapi segala sesuatu, supaya kita tidak terpaksa dan kecewa, dan dipermainkan oleh masalah yang sedang kita hadapi, serta nyaman menjalani hidup di dunia ini. Jangan membendung arus yang perubahan yang baik, tetap ikuti dengan slow saja, tetapi berkelitlah dari arus yang kotor. Biarkan air mengalir ketempat tujuannya, yang penting adalah bagaimana disetiap perubahan kita menjadi orang yang tetap berpijak dijalan Allah dan memberi manfaat kepada lingkungan kita.

Cintailan sesuatu sekedarnya saja, sebab boleh jadi pada suatu nanti apa yang kamu cintai akan menjadi sesuatu yang paling kamu benci. Bencilah sesuatu atau musuhmu sekedarnya saja, boleh jadi apa yang kamu benci pada suatu hari nanti akan berubah menjadi sesuatu yang paling kamu cintai. Hidup sedang-sedang saja dalam masalah dunia akan menghantarkan seseorang pada ketenangan hidup. Sedangkan hidup dengan penuh ambisi dan berlebihan akan menghantarkan dirinya masuk pada perbudakan dan huru hara jiwa. Selamat mencoba! Semoga dengan, pemikiran ini kita dapan memposisikan diri kita pada esensi hidup yang sebenarnya sebagai hamba Allah dan kholifahtullah. A

Allah bersama Orang Yang Berzikir

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُوْلُ : أَنَا مَعَ عَبْدِيْ مَا ذَكَرَنِيْ وَتَحَرَّكَتْ بِيْ شَفَتَاهُ.

(رواه أحمد وابن ماجه )

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman: “Aku bersama hamba-Ku selagi dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak-gerak menyebut-Ku.”

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Menurut firtahnya setiap orang mendambakan ketentraman dan kedamaian batin. Tak ingin hidup selalu diliputi kerisauan. Untuk mencapai ketenangan batin apapun dilakukannya. Memperoleh ketentraman batin bukan hal yang tidak mungkin. Siapapun mempunyai peluang untuk memperoleh ketentraman batin. Allah SWT mengajarkan hamba-hamba-Nya agar gemar berzikir. Zikir merupakan salah satu langkah nyata untuk mendapatkan ketenangan hati jauh dari kerisauan. Allah SWT berfirman di dalam al-qur’an:

الَّذِيْنَ اٰٰمَنُوْا وَتَطْمِئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ، أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمِئِنُّ الْقُلُوْبُ.

“(Yaitu)orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah (zikir). Ingatlah, dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du:28).

Dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. Dengan zikir hidup akan berarti dan bermakna. Bahagia dan hati lapang akan mengiringi hidup orang yang gemar berzikir. Bagi orang terus berzikir hidupnya terasa sejuk bagai embun dipagi hari. Sebaliknya, saat orang jarang berzikir kepada Allah, hatinya akan kering dan gersang. Lihatlah, bagaimana gurun pasir yang tandus dan gersang tak tampak ada kehidupan. Begitulah hati orang lupa Allah.

Orang mukmin akan sungguh-sungguh ingin mendapatkan ketentraman batin akan nampak pada berapa banyak waktu dari 24 jam dia gunakan untuk mengingat Allah. Allah memulyakan orang yang senang mengingat Allah. Allah akan mengingat orang yang mengingat-Nya.

فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ . (البقرة :152)

“Ingatlah kamu keada-Ku, niscaya Aku (Allah) akan ingat kepadamu.”

(QS.Al-Baqarah: 152)

Orang yang banyak mengingat Allah di sela-sela kehidupannya, berarti Allah selalu mengingatnya. Banyak mengingat Allah, berarti banyak merasakan kedamaian. Sering lupa Allah, sering merasakan kerisauan. Jika ingat Allah saat shalat saja, maka diluar shalat batinnya sering dilanda kegelisahan. Jika ingat Allah saat tertimpa musibah, dikala hidup lapang dia lupa Allah. Memang, ingat Allah merupakan hidayah Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang terpilih. Karena itu, sering kita jumpai ada orang yang sama sekali dalam hidupnya tidak ingat Allah dan mengenal-Nya. Orang yang tidak pernah mengingat Allah atau tidak mengenal Allah, sungguh seberapa banyak harta yang dimilikinya, setinggi apapun derajatnya di sisi manusia, dan sehebat apapun dia niscaya hidupnya akan dihantui oleh kecemasan dan kegelisan.

Ingat Allah hati menjadi tertambat kepada-Nya. Manakala hati sudah tertambat kepada Allah, maka apa pun yang dia lihat, dia dengar, dan yang dia rasakan, selalu nampak keagungan Allah dan ada keterlibatan-Nya. Dalam keadaan apapun dia selalu ingat kepada Allah. Karena ingat Allah merupakan ibadah yang sangat utama bagi lidah setelah membaca al-qur’an. Dia ingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Hal ini disebutkan Allah dalam alqur’an surat Ali Imran ayat 191.“Orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. (QS.Ali Imran: 191) Zikir dapat menguatkan orang-orang yang lemah untuk bergegas beribadah. Dengan zikir orang akan dengan terampil dan bersegera melakukan kebaikan. Bagi orang yang merasa lemah untuk bangun malam (shalat malam), banyak harta tetapi terasa diri bakhil untuk menginfakkan, atau takut untuk berjuang di jalan Allah, maka perbanyaklah zikir kepada Allah. Memperbanyak zikir akan membawa pada keberuntungan. Allah berfirman: “berzikirlah sebanyak-banyaknya, agar kalian